Blog

Tarif Impor Dari Indonesia Kompetitif, Kunci Sukses BKPM Tarik Investor Amerika Serikat

  |   Business

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berhasil menarik 7 (tujuh) perusahaan asing melakukan relokasi investasi ke Indonesia. Salah satunya adalah PT CDS Asia (Alpan Lighting) asal Amerika Serikat. Perusahaan yang bergerak di bidang industri lampu tenaga surya ini memutuskan memindahkan pabriknya dari Xiamen, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ke Indonesia dikarenakan tarif impor Indonesia ke Amerika Serikat yang lebih kompetitif dibandingkan dengan RRT.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman meyakini bahwa Indonesia dapat bersaing dengan negara tetangga dalam menarik investor asing melakukan relokasinya ke Indonesia.

“Alpan Lighting merelokasi pabriknya dari RRT ke Indonesia karena tarif impor dari Indonesia ke Amerika Serikat 0%. Jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan tarif impor 25% dari RRT ke Amerika Serikat. Ini tentunya menjadi bukti nyata bahwa Indonesia bisa bersaing dengan RRT. Kami optimistis, kedepannya akan banyak investor asing lain yang akan merelokasi investasinya ke Indonesia,” ujar Ikmal.

Pada awalnya Alpan Lighting sempat mempertimbangkan negara lain sebagai tujuan relokasinya. Namun BKPM sangat agresif melakukan pendekatan dan memberikan fasilitasi berbagai kemudahan dalam hal pengurusan perizinan.

“Sesuai dengan yang disampaikan Bapak Kepala BKPM bahwa di tengah kondisi COVID-19, kita harus berpikir di luar kebiasaan dan melakukan inovasi-inovasi dengan penyesuaian kondisi saat ini,” tambah Ikmal.

Nilai investasi Alpan Lighting diperkirakan hingga mencapai US$14 juta dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 3.500 orang. Pabrik akan didirikan di Kawasan Industri (KI) Wijayakusuma, Jawa Tengah. Saat ini, Alpan Lighting sudah pada tahap konstruksi dan rencananya akan memulai produksi pada semester 2 tahun 2020. Nantinya seluruh hasil produksi di Indonesia ditujukan untuk diekspor.

President & CEO Alpan Lighting Danny Sooferian menyampaikan apresiasi atas kemudahan proses perizinan perusahaan. “BKPM telah menjadi mitra yang sangat baik sehingga proses pendirian perusahaan kami berjalan lancar. Perusahaan akan memulai tahap operasional pada akhir 2020, menggantikan mayoritas fasilitasi produksi dari RRT ke Indonesia,” ucap Danny.

BKPM terus berupaya meningkatkan investasi, baik dari perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia maupun investor baru. Hal ini belajar dari pengalaman sebelumnya, dimana tidak ada satupun perusahaan asing yang merelokasi investasinya ke Indonesia pada saat terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dengan RRT tahun 2019 lalu. Untuk mendapatkan investasi tersebut, BKPM membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus yang mempunyai 3 (tiga) tugas utama. Pertama, mengidentifikasi potensi investor asing yang berencana merelokasi investasinya dan melakukan pendekatan langsung. Kedua, melakukan diplomasi dan negosiasi langsung agar bisa mendatangkan investor. Ketiga, memfasilitasi perizinan investor dari tingkat pusat dan daerah.

Sampai dengan saat ini, BKPM mencatat total nilai investasi dari 7 perusahaan yang relokasi sebesar US$850 juta (sekitar Rp11,9 triliun) dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 30.000 orang. Selanjutnya, BKPM akan mengejar 17 perusahaan yang sudah berniat merelokasi.(*)

Sumber : siaran pers BKPM RI (3 Juli 2020)