Blog

Tangkap Potensi Ekonomi Startup, Pemprov Jatim Dorong Kebangkitan Investasi Para Millenial di Era New Normal

  |   Business

dpmptsp.jatimprov.go.id – “Sebagai informasi, pada tahun 2017, startup yang dikategorikan masuk dalam lingkup ekonomi kreatif, telah berhasil menyumbang ekonomi Jawa Timur sampai dengan Rp 170,96 Trilyun”. Hal tersebut disampaikan oleh Aris Mukiyono, Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Timur dalam salah satu segmen talkshow bertajuk “Kebangkitan Investasi Para Millenial di Era New Normal”, yang ditayangkan secara ekslusif di SBO TV Surabaya, Chanel Youtube, Instagram, serta Facebook DPMPTSP Provinsi Jawa Timur, Senin, (6/7/2020).

Aris menambahkan, “sektor ekonomi kreatif yang di dalamnya memuat startup, kedepan sangat menjanjikan dan prospektus. Perkembangan ekonomi kreatif di Jawa Timur semakin hari semakin positif, berkembang seiring dengan tumbuhnya teknologi informasi.”

Potensi ekonomi startup inilah yang ditangkap oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan memberikan dukungan penuh guna membangkitkan investasi dikalangan millennial, terlebih di era new normal saat ini.

Sementara itu Founder Ruang Perintis, Brillyanes Sanawiri menyampaikan “yang menjadi pembeda antara bisnis startup dengan UMKM konvensional salah satunya adalah, bahwa sejak awal lahir startup itu berorientasi pada growth (pertumbuhan). Startup merupakan usaha yang menggunakan ide dan teknologi sebagai sumber utamanya”.

“Startup ini lahirnya memang hanya satu dua orang, mungkin bisa dikategorikan dalam usaha mikro, tetapi dengan bebasis ide dan teknologi sebagai pembeda, startup menjadi potensi yang luar biasa dan menjadi bagian dari ekonomi kreatif”, ungkap Brilly.

Brilly juga menambahkan, “it’s a good time to be come an entrepreneur”, kita lihat fasilitas dan support yang diberikan oleh pemerintah kepada startup itu luar biasa sekarang, dan tidak ada alasan kita untuk tidak kreatif dan membuat bisnis”, pungkas Brilly.

Pada segmen lain, Direktur Kemitraan Dalam Negeri ICCN, Kordinator Malang Creative Fusion, Vicky Arief. H berpendapat bahwa persaingan bisnis pelaku usaha startup di Indonesia kedepan sangat kompetitif, karena tidak hanya bersaing dengan pelaku startup di dalam negeri, tetapi juga dengan startup- startup negara diseluruh belahan dunia.

Sedangkan terkait solusi apa yang harus dilakukan oleh startup di dalam negeri dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif? Vicky menyampaikan bahwa, “yang menjadi solusi dari semua itu adalah kratif kolaborasi, jadi sudah tidak lagi bisa jalan sendiri-sendiri. Komunitas film jalan sendiri, animasi jalan sendiri, seni pertunjukan jalan sendiri, itu adalah cara-cara lama yang harus ditinggalkan”.

Vicky menambahkan, “kohesi antar semua stakeholder perlu terus didorong menuju ekosistem yang lebih baik. Akademisi, kalangan bisnis, komunitas, pemerintah dan media harus memilih aksi-aksi kolaboratif sesuai prinsip Pentahelix demi pengembangan ekonomi kreatif.

Sependapat dengan dua narasumber perwakilan dari kaum millennial, Aris Mukiyono menyampaikan, “Kami berkomitmen akan mendukung secara penuh perkembangan teman-teman startup di Jawa Timur dimulai dari wilayah Malang Raya. Kami berharap teman-teman millenial ikut andil besar dalam pembentukan ekonomi Jawa Timur. Silahkan memanfaatkan co-working space di lima Bakorwil (Kediri, Malang, Jember, Bojonegoro, dan Pamekasan), sebagai sarana dukungan bagi para milenial untuk tumbuh, berkembang dan lebih berekspansi”. (ds)